Morotai Terus Dikebut Bersama Investor Tiongkok dan Taiwan
“Konsep THINK BIG, START SMALL, MOVE FAST, dilaksanakan dengan konsisten. Tahapannya, Pariwisata, Perdagangan baru Investasi manufaktur,” terangnya.
Dalam 25 tahun ke depan, Morotai akan disulap menjadi pusat logistik kelas dunia setara dengan Singapura. Masyarakat Indonesia Timur juga akan diberdayakan memproses sumber daya alam yang berlimpah nenjadi barang jadi dengan mengundang investor-investor yang mempunyai modal, teknologi dan pasar dunia.
“Tahap pertamanya ya mempromosikan Morotai lsebagai destinasi pariwisata kelas dunia. Kedua membangun home stay dengan memanfaatkan program subsidi 1 juta rumah murah. Ketiga, mendorong kerja sama antar airline, travel agents dan pelaku-pelaku pariwisata, memanfaatkan insentif-insentif pajak dan fasilitas-fasilitas yang akan diberikan pemerintah untuk KEK Pariwisata,” ulasnya.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman, ikut mendorong pemerintah daerah, BUMN, pihak swasta pengembang kawasan pariwisata dan masyarakat sekitar destinasi untuk membangun homestay.
Menurutnya, itu adalah bagian dari implementasi kerjasama (MoU) antara Kemenpar dengan kemen PUPR dan BTN. Fasilitas homestay yang akan dibangun Jababeka bersama Chingfu tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akomodasi bagi wisatawan yang berkunjung dan menambah lama kunjungan
(lengh of stay).
“Pembangunan homestay secara nasional ditargetkan 100.000 unit. Prioritasnya, kawasan-kawasan pariwisata yang sarana dan prasarana akomodasinya masih terbatas, namun kunjungan wisatawannya mulai meningkat seperti di banyuwangi dan kawasan ekonomi khusus Morotai,” kata Dadang.(jpnn)