Morowali Dikepung Banjir, Satu Anak Dilaporkan Hilang
jpnn.com - MOROWALI - Lebih sepekan Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) dan sekitarnya diguyur hujan. Akibatnya beberapa sungai meluap menggenangi badan jalan dan banjir mengepung rumah-rumah penduduk. Jalan terputus tak bisa dilalui roda dua dan empat akibat jembatan di Desa Ipi hanyut diterjang banjir, imbas dari meluapnya Sungai Sakita.
Bukan hanya itu, banjir juga terjadi di Bungku Tengah di antaranya seperti Desa Tofoiso, Marsaole, Mendui, Sakita, Naka dan Desa Mendui. Kondisi terparah terjadi di Desa Sakita, sekitar 15 rumah hanyut. Sementara di Desa Bente, satu anak usia 3,5 tahun diduga hanyut dan hingga kini belum ditemukan.
Salah seorang warga Morowali, Yusrin yang berada di lokasi kejadian kepada Radar Sulteng mengatakan, bahwa pencarian terhadap korban terus dilakukan dan hingga kemarin belum membuahkan hasil. Belum diketahui identitasnya termasuk nama kedua orangtuanya. Namun, upaya pencarian terhadap bocah itu terus dilakukan warga masyarakat menggunakan peralatan seadanya.
Sementara dampak banjir juga membuat aktivitas kerja di Pusat Perkantoran Funuasingko nyaris tidak menunjukkan geliat apa-apa. Hal ini dikarenakan Jembatan di Desa Ipi merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan pusat kota dimana penduduk banyak bermukim dengan pusat perkantoran pemerintah Kabupaten Morowali. “Tidak banyak yang datang, hanya beberapa saja, bagaimana mau bisa ke kantor kalau jembatan untuk ke sana putus,” katanya seperti yang dilansir Radar Sulteng (JPNN Group), Minggu (28/7).
Di desa lainnya yakni di Desa Kolaka Kecamatan Lembo, ruas jalan terputus di sepanjang jalan Trans Sulawesi. Termasuk salah wilayah sebelum Desa Kolaka. Di wilayah tersebut sekitar 400 meter jalan terendam air di atas lutut orang dewasa dan sedikitnya lima rumah terendam.
Tidak jauh berbeda yang terjadi di Desa Ganda-Ganda, pantauan terakhir pada Kamis (25/7) sekitar 13 rumah terendam lumpur. Akibat jebolnya tanggul penahan arus sungai di sekitar SD Inpres.
Namun menurut Camat Petasia, Nico Herman, kejadian tersebut tidak menyebabkan korban jiwa. Kabar terkini yang diperoleh dari keterangan Camat Petasia di Desa Ulu Laa, Kecamatan Petasia, kebun coklat dan tanaman lainnya milik kurang lebih 160 Kepala Keluarga yang berada di desa tersebut terendam, akibat Sungai Laa yang meluap. (nhr/jpnn)