Mosque of Laredo
Oleh Dahlan Iskanjpnn.com - Saya datang terlalu awal: pukul 8 malam. Matahari masih bersinar perkasa.
Pintu halaman masjid itu masih tertutup. Tidak dikunci. Pintu dua sisi. Teralis besi.
Saya turun dari mobil. Saya dorong ke dalam. Tidak bisa.
Jalan masuk itu menanjak. Saya tarik ke sini. Gak bisa. Nyangkut. Saya goyang-goyang. Suaranya keras. Takut rusak.
Saya tinggal dulu masjid itu. Cari makanan ringan. Persiapan berbuka. Siapa tahu masjid itu tutup.
Ternyata buka. Begitu saya balik lagi, pintu sudah membuka. Beberapa mobil tampak parkir di halaman.
Saya ikut parkir di situ. John tidak ikut. Sudah “cerai”. Pulang ke Kansas. Ke istrinya.
Beberapa orang duduk di halaman masjid itu. Saya hitung: 6 orang.