MotoGP Jepang Terancam Batal Lantaran Kekuatan Super
Dengan hanya empat hari memisahkan MotoGP Jepang dengan seri ke-17 di Thailand, semua keputusan yang akan diambil harus benar-benar matang.
“Jepang sudah terbiasa dengan angin topan,” kata pembalap Moto3 Jepang Ayumu Sasaki, seperti dikutip dari The Race.
“Mungkin tidak untuk orang Eropa, tetapi kami mengalami angin topan setiap bulan. Itu bukan masalah besar. Mungkin (topan) tiba pada Senin atau Selasa dan itu menjadi masalah buat penerbangan, tetapi selama akhir pekan topan hilang dan saya tidak mengkhawatirkannya," imbuhnya.
Mengikuti pelajaran awal tahun ini ketika latihan Jumat pada MotoGP Argentina (seri ke-3) dibatalkan karena keterlambatan angkutan udara tiba di Sirkuit Termas de Rio Hondo, penyelenggara Dorna dan IRTA telah berusaha keras untuk memastikan semuanya berjalan lancar untuk balapan di Motegi.
Diagram Motegi Twin Ring. Foto: motogp
Konon upaya itu termasuk rencana untuk mengizinkan tim menyelesaikan bea cukai barang tidak di bandara lokal seperti biasa, melainkan di bagian paddock yang diamankan secara khusus di Motorland Aragon dan Motegi, dengan inspektur bea cukai melakukan perjalanan ke kedua jalur untuk mempercepat proses.
Namun, jika penerbangan kargo tidak bisa mendarat di Jepang sampai setelah topan Nanmadol mereda, sesuatu yang saat ini tidak diperkirakan akan terjadi.
Dengan pemenang balapan empat seri berturut-turut Pecco Bagnaia sedang mengejar poin Fabio Quartararo di klasemen MotoGP 2022, dan dengan hanya lima seri tersisa, kemungkinan hilangnya 25 poin dari tidak digelarnya MotoGP Jepang akan sangat signifikan berdampak pada kejuaraan. (adk/jpnn)