MPR: Golput Pemilu 2019 Tidak Akan Besar
“Mereka mulai menyadari pentingnya politik. Dari kelompok masyarakat itu, saya meyakini angka Golput akan menurun,” tegasnya.
Anggota MPR dari Fraksi PPP Ahmad Baidhowi juga berpendapat angka Golput dalam Pemilu 2019 ini tidak besar karena pemilu dilakukan serentak.
“Kita yakin ada penurunan angka Golput. Dengan pemilu serentak ini maka semua elemen ikut bergerak,” katanya.
Untuk mengurangi angka Golput, dia juga menekankan pentingnya sosialisasi tentang pemilu 2019 kepada masyarakat. Ahmad Baidhowi mengakui masih ada masyarakat terutama di daerah yang sulit terjangkau belum mengetahui pemilu dilakukan secara serentak. Peran media massa juga penting untuk menginformasikan berita pemilu serentak yang baru pertamakali diadakan di Indonesia.
Pakar komunikasi politik dan Pengajar pascasarjana Universitas Budi Luhur Umaimah Wahid melihat masih terbuka peluang Golput dalam Pemilu 2019. Berdasarkan hasil survei sekitar 20 – 30 persen pemilih yang Golput.
“Karena itu, Golput pada Pemilu 2019 ini diperkirakan naik dibanding Golput pada Pemilu 2014. Tapi masih ada waktu sekitar dua bulan untuk mengurangi Golput,” katanya.
Menurut Umaimah, untuk mengurangi angka Golput, KPU agar lebih gencar untuk melakukan sosialisasi. Partai politik juga punya tanggungjawab untuk melakukan sosialiasi dan meyakinkan masyarakat agar mau memilih. Selain itu para kandidat politik, baik capres, cawapres maupun caleg, memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk ikut Pemilu.
Pemuka masyarakat dan media massa punya tanggungjawab untuk memberikan informasi yang menggugah masyarakat untuk berpartisipasi secara maksimal dalam Pemilu 2019. “Tanpa partisipasi bisa mengurangi legitimasi Pemilu. Ini tanggungjawab kita semua untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pemilu,” jelasnya.