MPR Sosialisasi Empat Pilar ke Beragam Komunitas di Bogor
Dalam kesempatan itu, Djoni mengungkapkan UUD Tahun 1945 telah mengalami empat kali perubahan. Dari amandemen yang dilakukan, diakui banyak membawa perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dicontohkan, dulu demonstrasi dilarang namun setelah ada perubahan maka masyarakat bebas melakukan unjuk rasa. Meski demikian ditegaskan apa yang dilakukan itu harus tetap memperhatikan kepentingan masyarakat yang lain.
Dia berharap persatuan dan kesatuan bangsa tetap dijunjung tinggi. Untuk itu menurut pria kelahiran Bogor itu jangan sekali-kali kita berpikir Indonesia pecah. “Jangan berpikir memisahkan diri dari NKRI,” ujarnya.
“NKRI harga mati,” tambahnya.
Dari sinilah tak heran bila ia tak bosan-bosannya mengatakan agar kita mencintai persatuan.
Dalam sosialisasi itu hadir pula, anggota DPRD Kota Bogor Sandy Pratama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bogor Syahlan Rasidik, Kabiro Umum Setjen MPR Heri Heriawan; dan Kabag Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga, dan Layanan Informasi Setjen MPR Muhamad Jaya.
Dalam kesempatan yang sama, Syahlan Rasidik menuturkan Sosialisasi Empat Pilar sangat dibutuhkan setelah penataran P4 sudah tidak ada. Menurutnya, masyarakat mungkin sudah lupa P4. Untuk itu harus dilekatkan lagi ingatan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika lewat sosialisasi ini.
Dirinya berharap dengan sosialisasi hingga ke tingkat desa maka keributan antardesa, yang terkadang terjadi di Bogor, tidak terjadi lagi.
Harapan serupa juga disampaikan oleh Heri Heriawan. Menurutnya, MPR telah menggaungkan Empat Pilar sejak 2009 melalui berbagai metode seperti lomba cerdas cermat, FGD, TOT, outbond, seminar, diskusi, debat konstitusi, dan pagelaran seni budaya.