MPR Sosialisasikan Empat Pilar Lewat Tarian Aceh dan Debus di Banda Aceh
“Bineka Tunggal Ika di Aceh tidak ada masalah, tidak ada konflik, tetapi NKRI perlu pemahaman lebih tajam lagi agar satu bahasa, satu bendera, satu bangsa,” ujar Nazaruddin.
Sementara itu, Siti Fauziah menyampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena bisa berkumpul di Gedung ITLC Kota Banda Aceh ini dalam keadaan sehat walafiat di tengah pandemi Covid-19.
Bu Titi, panggilan akrab Siti Fauziah menyatakan bahwa di sini protokol kesehatan tetap diperhatikan. Masyarakat wajib memakai masker. Ada pula disediakan hand sanitizer dan face shield.
“Saya merasa bangga, karena berapa kali melaksanakan pagelaran seni budaya di sejumlah provinsi dengan kesenian yang berbeda-beda, tetapi kali ini mengadakannya di Kota Banda Aceh yang akan menampilkan seni rapa’i debus dan kesenian khas Aceh seperti tari ranup lampuan serta senam kreasi Aceh perpaduan tarian dan lagu tradisional dari daerah Aceh,” papar Bu Titi.
Dia menjelaskan melalui sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan metode PSB ini pihaknya mencoba melestarikan kebudayaan-kebudayaan daerah.
“Hari ini ada tari ranup lampuan, ada debus, dan ada beberapa tarian lain yang mungkin nanti akan diperagakan yang akan disaksikan oleh anggota MPR dan kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh,” katanya.
Menurutnya pula, saat sosialisasi lewat PSB di Bogor, Nazaruddin Dek Gam tetap menampikan seni tarian dari Aceh. Oleh karena itu, Bu Titi menegaskan, di mana pun sosialisasi dengan metode PSB digelar, kesenian Aceh harus tetap ada.
“Jadi, harus berterima kasih kepada anggota MPR dari Fraksi PAN ini, karena beliau sudah ikut serta melestarikan seni dan kebudayaan tradisional Aceh,” ungkap Bu Titi.