Mudah Lelah? Salahkan Kebiasaan Bergadang Anda
Mereka yang suka bergadang hingga larut malam akan merasakan lelah pada pagi keesokan harinya. Alasannya, karena jam biologis yang tidak bisa menyesuaikan untuk bangun di pagi hari.
Pusat kajian tidur dan jam biologis dari Monash University, Australia melakukan penelitian soal kelelahan dan gangguan pola tidur.
Penggunaan komputer, telepon genggam, dan tablet di malam hari menambah masalah, seperti yang dikatakan Dr Tracey Sletten dari pusat kajian tersebut.
"Beberapa orang bisa mengatasi masalah kurang tidur, tetapi banyak orang justru sangat mudah terganggu," ujar Dr Sletten. "Kita mencari tahu faktor-faktor yang menyebabkan hal ini."
Kurang tidur mengganggu kemampuan tubuh untuk berfungsi. Ketika lelah kita bisa menjadi lebih bingung, cemas, mudah marah dan komunikasi menjadi tidak baik. Kita juga bisa lebih banyak melakukan kesalahan dan lambat memberikan respon, sehingga bisa menyebabkan masalah dalam keselamatan di tempat kerja atau di jalan.
Jam biologis yang terganggu menjadi penyebab mudah lelah."Kita tahu kurang tidur adalah faktor yang signifikan dalam kecelakaan mobil," kata Sletten. Ia pun menambahkan bahwa kurang tidur juga menjadi penyebab produktivitas kerja mmenurun.
Untuk mempelajari mengapa lebih banyak orang yang menderita karena kurang tidur, Sletten dan rekannya mempelajari dampak dari kurang tidur dari 43 orang dewasa.
Pertama, para peserta diminta untuk tidur sekitar delapan jam malam selama tiga minggu. Selama ini mereka harus pergi ke tempat tidur pada waktu yang sama (antara pukul 09:50 malam atau 01:00 pagi) setiap hari, sehingga para peneliti bisa mendapatkan gambaran yang jelas dari jam biologis masing-masing individu.
Peserta kemudian dimonitor, membuat catatan harian tidur dan melapor kepada peneliti ketika mereka bangun dan hendak tidur.
Kemudian para peserta memiliki dua malam untuk tidur dengan waktu yang terbatas. Malam pertama mereka diminta untuk pergi ke tempat tidur tiga jam lebih awal, dan pada di malam berikutnya mereka diminta terjaga dari tidur selama lima jam, dan hanya boleh tidur selama tiga jam.
Para peneliti mengukur kadar melatonin, hormon yang membantu tidur, untuk mengukur jam biologis masing-masing individu.
Mereka juga diminta untuk menggambarkan suasana hati mereka, melihat gerakan mata untuk mengukur keadaan mengantuk.
Rata-rata, melatonin mulai dikeluarkan tubuh dua jam sebelum tidur, tapi Sletten dan rekan menemukan adanya variasi saat tingkat melatonin naik.