Muhammad Fachrudin, Pesepakbola Nyambi Jual Kepiting
Pagi Masak, Siang Jualan, Sore LatihanUntuk menutupi tunggakan gaji itu, Fachrudin kini banting setir. Dia ingin mencoba peruntungan melalui bisnis kuliner. Meski demikian, Fachrudin mengaku hingga saat ini tetap pesepakbola. ’’Pagi masak, siang jualan, sore latihan,’’ kata Fachrudin lalu tertawa lebar.
Bapak tiga anak itu tengah menunggu klub sepakbola yang bakal meminangnya lagi. Akhir tahun ini kontraknya di Persik habis. Sembari menunggu laga berikutnya, dia berjualan Kepiting Jazz. Fachrudin memang tidak mengikutsertakan ketenarannya di dunia sepakbola untuk mendongkrak usaha barunya itu. Namun, ada saja orang mengenalinya.
Fachrudin bercerita, saat pertama berjualan kepiting di Jalan Raya Candi, dirinya diajak berfoto oleh pembeli.
’’Waktu itu saya jualan seperti biasa. Lalu, ada pembeli. Tapi habis dilayani, dia enggak langsung pulang. Ternyata, dia tahu saja lalu mengajak foto juga,’’ jelas pria kelahiran 14 April 1982 itu.
Selain banyaknya klub sepakbola yang pernah diikuti, Fachrudin memiliki segudang prestasi di dunia sepakbola. Saat bergabung dengan Persisam Samarinda, Fachrudin meraih champions pada 2008.
Selain itu, pada 2009, dia menjuarai ISL. Saat itu Fachrudin bergabung bersama Arema. Tahun berikutnya, dia juga meraih gelar runner-up ISL. ’’Terakhir di 2012 saya meraih champions Inter Island Cup. Saat itu saya bersama Sriwijaya,’’ sebutnya.
Fachrudin mengaku tidak akan selamanya menjadi pemain sepakbola. Untuk mengisi masa tua, Fachrudin memiliki cita-cita dapat mengembangkan bisnis kuliner. Kepiting Jazz bakal dia tekuni sampai pensiun dari profesinya sebagai pemainbola.
’’Saya berharap ke depan usaha ini maju. Saya punya angan-angan membuka restoran kepiting di kota yang saya pernah bergabung dengan klub sepak bolanya,’’ harap Fachrudin.