MUI Tawarkan Perang Ideologi
Tak Cukup Hanya Mengecam ISISJAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus memantau perkembangan gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Ketua MUI Din Syamsuddin mengatakan penanganan konvensional tidak akan bisa menghapus gerakan ISIS. Justru bisa membuatnya malam menyebar di mana-mana.
Din mengatakan dia baru saja mewakili MUI dalam pertemuan lintas agama tingkat internasional di Abu Dhabi. "Urusan ISIS sudah menjadi perhatian dunia. Tidak hanya oleh umat Islam saja, tetapi juga umat beragama lainnya," katanya di Jakarta kemarin.
Din menuturkan dalam pertemuan itu dicari strategi melawan gerakan kekerasan Islam ekstrim seperti yang dilakukan kelompok ISIS.
Pria yang juga menjadi ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah itu mengatakan, menangkal ISIS tidak cukup dengan kecaman dan saling menyalahkan. "Termasuk menyalahkan umat Islam, itu tidak akan menyelesaikan masalah," katanya.
Menurut Din gerakan ISIS harus ditandingi dengan perang ideologi. Sebab jika ditangani dengan cara-cara biasa, mereka justru menganggap ajaran Islam yang benar itu salah. Din menjelaskan dia bersama organsiasi Islam dunia berbasis di Timur Tengah telah mengirim surat ke pimpinan ISIS untuk menghentikan aksi kekerasan.
Dalam surat yang sangat panjang itu, dijelaskan ideologi Islam yang sesungguhnya memuliakan perdamaian dan toleransi.
Din menjelaskan upaya menangani ISIS harus dilaksanakan secara global, bukan hanya oleh umat Islam. Dia menuturkan gerakan ISIS ini memiliki akar tunjang dan akar serabut.
Akar tunjang munculnya ISIS adalah respon internasional dalam penyelesaian konflik di Palestina dan Israel yang lemah. Kemudian juga munculnya kapitalisasi internasional yang luar biasa.
"Orang miskin dikipas-kipasi dengan dalih agama, gampang sekali masuk ke ISIS," katanya. Untuk itu dalam pertemuan di Abu Dhabi beberapa minggu lalu, Din meminta dunia internasional untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia di dunia.
"Sekarang itu setengah penduduk dunia masih dunia lapar, jangan sampai menjadi potensi dijadikan gerakan teroris," tutur Din. (wan)