MUI Tolak ISIS Masuk NTT
jpnn.com - KUPANG - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT, Abdulkadir Makarim menegaskan, Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) merupakan sebuah kelompok radikal yang berpotensi mengancam kerukunan beragama sangat ditentang oleh umat muslim.
Menurut Abdul Kadir, peraturan-peraturan ISIS sangat membuat orang terkungkung. Kelompok radikal tersebut seakan-akan berusaha menjadi pemimpin tertinggi seperti Paus di Vatikan yang adalah pemimpin umat Katolik sedunia. Perjuangannya pun dilakukan dengan cara kekerasan yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam.
"Orang muslim tidak mengakui ISIS karena perjuangannya lewat kekerasan. Dan itu tidak dibenarkan oleh agama apapun. Untuk Indonesia, kita sudah sepakat bahwa NKRI sudah harga mati. Untuk itu kalau ada yang lain selain itu, maka haruslah ditolak. Saya yakin penolakan bukan saja oleh umat muslim, tetapi juga oleh semua umat beragama di Indonesia," katanya.
Mantan anggota MPR RI utusan daerah itu menambahkan, konsep-konsep hilafah yang dianut ISIS adalah konsep Wahabi yang dianut kelompok aliran Syiah. Konsep Wahabi layaknya konsep kerajaan dengan kepemimpinan dalam satu tangan.
"Konsep Wahabi ditolak di Indonesia dan tidak mendapatkan simpati dari umat Islam. Semua umat beragama di seluruh dunia pasti menolak," ujarnya.
Terkait isu masuknya ISIS di NTT, Abdul Kadir yakin kelompok radikal belum ada di NTT dan keberadaannya pasti ditolak. Tetapi jika ada dan ada orang NTT yang terperosok di dalamnya, dia menghimbau untuk segera kembali ke jalan yang benar.
"Kami pada prinsipnya menolak masuknya ISIS di NTT. Saya yakin belum ada dan mudah-mudahan tidak ada. Bagi saudara-saudara yang sudah terperosok kembalilah ke jalan yang benar. Setiap organisasi yang masuk jangan ditelan mentah-mentah, tetapi harus ditelusuri latar belakangnya sehingga tidak terperosok pada hal-hal yang tidak dibenarkan agama dan aturan hukum Negara," katanya.
Momen Idulfitri yang barusan lewat lanjutnya, harus menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk belajar, menyucikan diri dan taat pada agama pada bulan-bulan selanjutnya, juga taat pada bangsa dan negara.