Mulai Tahun Ajaran 2019, Kelas 1 dan 2 SD Tidak Ada Calistung
”Iya, kami sosialisasikan dan ada bimbingan terkait kurikulumnya ke semua sekolah,” singkat pejabat eselon II ini.
Sementara, Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan kebiajakn ini sendiri sudah masuk dalam rancangan awal rencana strategis (renstra) Dinas Pendidikan Kota Malang tahun 2019–2023. Ini tidaklah hanya sekadar wacana, akan tetapi menjadi sebuah program yang akan diwujudkan dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. ”Jadi bukan uji coba setahun dua tahun. Insya Allah, berlangsung terus,” jawab dia.
Terkait kontra dari wali murid, dia pun sudah mempertimbangkan dengan baik. ”Tidak perlu khawatir. Kan kurikulumnya juga sudah disesuaikan. Tidak bakal anak-anak itu tidak pintar gara-gara bebas calistung,” ucap dia.
Malah dari adanya bebas calistung, kata Sutiaji, bisa tersedia waktu yang cukup untuk memberikan perhatian pada perkembangan sensor motorik anak-anak. ”Karena di umur-umur itu otak kiri-kanan anak, serta sensor motoriknya lagi bagus-bagusnya. Ini adalah waktu yang tepat untuk menanamkan pendidikan karakter bagi generasi kita,” jelas wali kota yang diusung Partai Demokrat ini.
Ketua Dewan Pendidikan Malang Prof Dr M. Amin SPd MSi menyatakan, pengganti kurikulum yang berunsur calistung, nanti bobotnya lebih banyak pendidikan karakter. ”Ya yang berkaitan dengan masyarakat, lalu sikap, kepatuhan, dan yang berkaitan dengan seperti apa karakter itu. Pengenalan lah namanya,” ucap dia saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Perkara efektivitas kurikulum noncalistumg, dosen biologi ini menyatakan, dipastikan berhasil. ”Insya Allah. Materinya kan sudah disusun oleh tim ahli,” singkat dia. (san/c1/abm)
Saksikan video ini :