Mulai Terungkap, Ini Strategi Pihak Asing untuk Menyulut Kerusuhan di Papua
"Evaluasi ini diperlukan untuk mengukur seperti apa kinerja kepolisian di ketiga daerah itu, agar ke depan peristiwa serupa tidak terulang dan bisa dikendalikan dengan cepat dan tepat," ucapnya.
BACA JUGA : 500 Ribu URL Hoaks Beredar Tentang Papua, Jangan Mudah Percaya!
Kedua, sejauh mana keberhasilan kinerja patroli siber kepolisian dalam memburu dan menangkap para provokator digital dalam negeri, yang memprovokasi kasus Surabaya hingga menjadi letupan kerusuhan di sejumlah kota di Papua Barat dan Papua.
"Informasi yang diperoleh IPW, aksi provokasi digital itu dikendalikan dari empat kota. Yaitu, Jakarta, Surabaya, Gorontalo dan Biak," ucapnya.
Neta menilai, Polri perlu menjelaskan secara transparan sejauh mana hasil patroli siber melakukan penyelidikan dan kemudian menahan para provokator digital dalam negeri tersebut.
Ketiga, keterlibatan pihak asing dalam banyak kasus di Papua bukan hal baru. Dalam kasus berbagai kerusuhan di Papua pascakasus Surabaya, Polri perlu membuka keterlibatan pihak asing secara transparan agar warga di Papua tidak mudah diprovokasi oleh mereka
"IPW mendapat informasi ada dua strategi yang dilakukan pihak asing memprovokasi kerusuhan di Papua. Semua itu mereka gerakkan pascakasus Surabaya. Yakni memprovokasi lewat medsos, khususnya lewat WhatsApp sehingga manuver mereka tidak bisa dikendalikan aparat keamanan," kata Neta.
Strategi lain, menjadikan sebuah negara kecil di Pasifik sebagai pangkalan atau markas besar Papua Barat Merdeka untuk memberikan support provokasi ke wilayah Papua.