Muncul Desakan Hapus Marquee Player Tahun Depan
Pada awalnya, alasan PSSI menerapkan regulasi itu adalah demi mendongkrak nilai jual Liga 1 sekaligus menambah greget kompetisi. Tapi kenyataannya, tak semua marquee player bermain sesuai ekspektasi.
”Dari 18 klub Liga 1, 15 di antaranya menggunakan marquee player. Tapi, hanya dua orang yang sanggup berkompetisi (performanya bagus). Yakni, Peter Odemwingie (Madura United) dan Wiljan Pluim (PSM Makassar),” ujar dia.
Dua pemain itu terbukti mampu memberikan kontribusi besar bagi tim yang mereka bela. Baik Peter maupun Pluim sukses membawa klubnya menjadi kandidat kuat juara Liga 1.
Artinya, lebih banyak marquee player yang gagal ketimbang yang berhasil. Beberapa yang gagal itu di antaranya, Didier Zokora (Semen Padang) hingga Anmar Almubaraki (Persiba Balikpapan).
Ketika nanti regulasi marquee player itu dihapus, bukan berarti tidak ada pemain kelas dunia yang berkompetisi di Liga 1. Pemain kelas dunia tetap bisa masuk.
”Justru, PSSI harus lebih ketat melakukan verifikasi. Misalnya, untuk pemain asing Asia harus pernah main di timnas,” jelas dia.
Lalu, bagaimana dengan Juan Pablo Pino? Soal Pino, Ruddy belum bisa memastikan apakah akan dipertahankan atau tidak.
Ruddy masih menunggu rapor dan rekomendasi dari tim pelatih Arema FC. Tentu, rekomendasi itu akan muncul setelah Liga 1 berakhir.