Musim Kemarau, Warga Belakangpadang Alami Krisis Air Bersih
jpnn.com, BATAM - Musim kemarau dalam beberapa bulan belakangan membuat seluruh waduk atau dam di Kecamatan Belakangpadang kering. Kondisi ini membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih dan harus membeli dari luar pulau.
Faizal, warga Belakangpadang menuturkan kondisi ini sudah berlangsung cukup lama. Belum lagi, warga yang berlangganan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) juga tidak mendapatkan pasokan air karena kerusakan sistem pada pengolahan air laut menjadi tawar itu.
"Sudah lama juga tak berfungsi. Mereka (petugas SWRO) bilang ada kerusakan makanya tidak bisa melayani air bersih warga," ujarnya, Jumat (19/4)
Dia mengatakan saat ini kondisi waduk yang ada di Kecamatan Belakangpadang juga kering. Kondisi ini membuat warga harus mencari air bersih di luar pulau.
Camat Belakangpadang, Yudi Admaji mengakui kondisi cuaca yang kemarau membuat air di waduk mengering. Saat ini warga masih mengantre mengambil air dari waduk. "Ada yang antre ambil air. Sebagian membeli dari luar Batam juga," terangnya.
Informasinya, kata Yudi, SWRO sudah selesai diperbaiki, sehingga warga sudah bisa menikmati air bersih. "Sudah loading dua hari ini. Semoga bisa membantu masyarakat," tambahnya.
Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Dian Efsa mengatakan selama enam bulan terakhir hujan tidak pernah turun sehingga berdampak terhadap debit air di waduk. "Ini kondisi alam. Musim kemarau ini membuat air di waduk kering," sebutnya.
Mengenai gangguan pasokan air dari SWRO, Dian mengatakan beberapa waktu lalu memang ada gangguan pada sistem pengoperasian SWRO. Karena bangunan belum diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Kota (Pemko) Batam, jadi tidak bisa memperbaiki.