Muslim Paling Berpengaruh di Dunia, Erdogan Mengaku Pengin Bersahabat dengan Israel
jpnn.com, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuat pernyataan mengejutkan soal hubungan negaranya dengan Israel. Di saat banyak negara berpenduduk mayoritas Islam menjaga jarak dengan Israel, dia justru ingin membina hubungan yang lebih baik.
Hubungan Turki dan Israel, yang dulunya adalah sekutu, telah renggang dalam beberapa tahun terakhir. Turki berulang kali mengecam pendudukan paksa Israel di Tepi Barat dan perlakuan diskriminatif negara itu terhadap Bangsa Palestina.
Ankara juga mengkritik upaya AS menggalang dukungan dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim untuk membangun atau memulihkan kembali hubungan dengan Israel.
“Kebijakan (Israel) terkait Palestina adalah garis merah kami. Kami tidak akan menerima kebijakan Israel terhadap Palestina. Perbuatan mereka yang tanpa ampun itu tidak dapat diterima,” kata Erdogan ke media setelah ia selesai menunaikan shalat Jumat di Istanbul.
“Jika tidak ada masalah di kalangan atas (di Israel), hubungan kami bisa jadi jauh berbeda,” kata dia. Erdogan menyebut dua negara masih terus berbagi informasi intelijen.
“Kami ingin membawa hubungan ini ke arah yang lebih baik,” ujar Erdogan yang baru saja dinobatkan sebagai muslim paling berpengaruh di dunia oleh The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC).
Kementerian Luar Negeri Israel menolak untuk menanggapi pernyataan Erdogan.
Turki dan Israel mengusir kepala perwakilan masing-masing negara pada 2018 setelah tentara Israel membunuh beberapa warga Palestina saat mereka bentrok di perbatasan Gaza.