Nasi Bungkus
Oleh: Dahlan IskanIndonesia ini punya terlalu banyak jenis makanan. Terlalu. Banyak. Akibatnya sulit merumuskan strategi internasionalisasi masakan Indonesia.
Vietnam hanya fokus ke pho dan spring roll. Hanya dua jenis itu. Thailand hanya fokus di tomyamkum dan pad thai. Yang lainnya bisa disusulkan belakangan.
Awalnya William memilih rendang sebagai jagoan internasional. Ia sudah melakukan tes di Jerman. Mereka ketagihan. "Yang khas dari rendang adalah rasa yang timbul dari gosongnya santan," ujarnya.
Untuk bisa mencapai rendang setingkat itu membuatnya sangat sulit. Rumit. Lama. Berjam-jam.
Untuk bisa menduniakan rendang, katanya, harus ada revolusi pemikiran: ekspor bumbu rendang.
Memang kita bisa bikin rendang di luar negeri. Bahan bahan bumbunya ada. Bisa dibeli di sana. Tetapi rasa tidak akan bisa sama. Laosnya (lengkuas) beda. Bawang merahnya beda. Mereka hanya jual bawang merah yang besar-besar.
Maka bumbu harus dibuat di Indonesia. Diekspor. Santannya boleh beli di sana. Toh dari Indonesia juga. "Barulah rasa rendangnya khas Sumatera Barat," ujar William.
William orang Malang. Sekolah SMA-nya di Hua Ing. Lalu mendalami kuliner. Ia dianggap salah satu ahli rendang. "Di Sumatera Barat itu ada 900 jenis rendang," katanya.