Nasib Petral Terkatung-katung, Menteri ESDM Sebut Akibat Ketidaktegasan SBY
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyalahkan presiden terdahulu, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas ketidakjelasan nasib Petral. Pasalnya, berkali-kali anak usaha PT Pertamina itu direncanakan bakal dibubarkan, namun tak kunjung terwujud.
Tidak hanya soal Petral, termasuk mengenai nasib Blok Mahakam yang masih dikuasai oleh pihak asing. Atas ketidaktegasan Presiden SBY saat itu, menurut Sudirman para mafia memanfaatkan celah-celah tersebut.
"Dulu sering putus karena tidak ada kesepakatan antara presiden, ESDM, BUMN, Pertamina. Mereka (mafia) dulu suka bermain-main di celah itu dan dulu itu sengaja dihidupkan. Sepanjang pemimpinnya lurus, saya harus mengatakan form kita tidak lepas dari keteguhan presiden, karena ini memang memerlukan keteguhan beliau," papar Sudirman di acara diskusi Energi Kita di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Minggu (17/5).
Beruntung, menurut Sudirman, saat ini komunikasi antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan pembantunya sudah lebih cair dan satu visi. Sehingga hal itu diklaim Sudirman menjadi gerbang menuju Indonesia terbebas dari mafia.
"Sekarang sudah mulai cair komunikasinya. Saya pertama kali diundang presiden sehari sebelum ditunjuk jadi menteri. Saya bilang, dulu ada kegiatan-kegiatan yang baik di Pertamina, tapi tidak jalan karena tidak didukung presiden," tandasnya. (chi/jpnn)