Nazaruddin, Elite Demokrat yang Terseret Kasus Suap Sesmenpora (2-Habis)
Tak Pernah Turun ke Jember sejak Lolos SenayanMinggu, 29 Mei 2011 – 08:08 WIB
Nazaruddin menempuh pendidikan di SMA Teladan, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun. Meski keluarganya tergolong kaya, selama bersekolah dia berpakaian sederhana dan suka mendahulukan kawan yang tertimpa musibah.
Beringinta br Bangun, 40, guru SMA Teladan, yang mengajar di sekolah itu sejak 1994, mengenal sosok Nazaruddin sebagai pribadi yang sederhana dan biasa-biasa saja. "Pulang sekolah dia (Nazaruddin, Red) langsung ke rumah, membantu ibunya berjualan material bangunan dan alat-alat tulis kantor. Mungkin juga itu karena pengaruh ayahnya yang sudah meninggal. Dia saya lihat berbeda dengan kawan-kawan seusianya saat itu. Kawannya yang lain kan suka jalan-jalan sesudah pulang sekolah," tuturnya.
"Saya wali kelas Nazaruddin sewaktu kelas III. Yang paling saya ingat, dia itu suka mendahulukan uangnya jika ada orang tua kawannya yang meninggal dunia. Uang dia dipakai lebih dulu, baru nanti kawan-kawannya mengganti sama dia. Rasa sosialnya memang tinggi," ungkap ibu itu mengingat kejadian saat Nazaruddin bersekolah di SMA Teladan.
Menurut dia, selain memiliki rasa sosial yang tinggi, Nazaruddin merupakan siswa yang selalu berpenampilan rapi di sekolah. Nazaruddin masuk peringkat 10 besar di sekolah. "Jumlah siswa di lokal III IPA I saat itu 28 anak. Dia itu tidak banyak bicara, berbicara seperlunya saja, dan bisa dibilang bijaksana," jelasnya. (aro/wnp/jpnn/c4/iro)