Negara Tanpa Pajak, Penuh Hiasan Taman Buatan
Minggu, 28 November 2010 – 01:30 WIB
"Dubai ingin investor asing ikut membangun kotanya, dan ingin pertumbuhan ekonomi naik dengan meningkatnya aktifitas ekonomi. Karena itu pula, tidak ada satu pajak pun yang membebani dunia usaha dan pekerja di Dubai. Di mana ada gula, pasti ada semutnya. Begitulah Kota Dubai, kini menjadi buruan para pekerja dan pebisnis dari seantero dunia," ujar Konsul Jenderal (Konjen) RI untuk Dubai, Mansyur Pangeran, kepada JPNN di Dubai, beberapa waktu lalu.
Penduduk Kota Dubai sendiri hanya sekitar 2,2 juta. Mayoritas dari angka ini adalah pendatang asing. Indonesia menjadi salah satu negara yang tenaga kerjanya banyak mencari hidup di Dubai. Di beberapa hotel, tempat hiburan, pelayanan publik, hingga mal-mal elit di kota ini, JPNN banyak menemui pekerja asal Indonesia. Mereka berbaur dengan para pekerja dari India, Pakistan, China, Jepang, Myanmar, Korea, Filipina dan negara-negara lainnya di dunia.
"Banyak sekali pekerja Indonesia di Dubai. Di hotel ini saja hampir 20 persen tenaga kerjanya berasal dari Indonesia, dan hampir 60 persen di antara seluruh pekerja berasal dari kawasan Asia. Bekerja di sini enak. Selain fasilitas apartemen yang mewah, kami juga bekerja tidak kena pajak. Bayarannya tinggi, dengan dirham atau dolar," ujar Faisal (28), pemuda asal Semarang yang sudah empat tahun bekerja di Addres Mall Hotel, hotel bintang lima yang berada tak jauh dari Al Burj Khalifa Dubai, gedung tertinggi di dunia saat ini.