Neraca Perdagangan Kembali Surplus
Selasa, 02 Oktober 2012 – 03:49 WIB
"Pertumbuhan impor barang modal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan impor bahan baku/penolong yang sebesar 6,87 persen dan impor barang konsumsi yang 1,79 persen. Artinya, impor lebih banyak dipakai untuk kegiatan produktif," jelasnya.
Direktur Statistik Distribusi BPS Satwiko Darmesto menambahkan, surplusnya neraca perdagangan Indonesia pada periode Agustus diperkirakan tidak akan bertahan lama. Sebab, turun tajamnya impor lebih banyak disebabkan oleh faktor libur Lebaran sehingga pelaku usaha mengerem impor karena aktifitas produksi libur. "Sesudah Lebaran, aktifitas produksi akan kembali naik dan kemungkinan impor pun akan kembali naik," ujarnya.
Senada dengan pernyataan tersebut, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti mengatakan, dalam beberapa waktu ke depan, tren defisit neraca perdagangan memang akan dihadapi Indonesia. "Bahkan, sampai akhir tahun nanti, defisit diperkirakan sebesar USD 4 miliar," katanya.