Neta IPW Mengingatkan Jajaran Intelijen, Ada Potensi Aksi Mengerikan di Akhir Tahun
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium IPW (Indonesia Police Watch) Neta S Pane mengatakan meningkatnya aksi kerumunan massa dan meluasnya gerakan intoleransi belakangan ini telah membuat kelompok radikal dan jaringan terorisme memiliki kesempatan untuk beraksi.
Karena itu, Neta mengingatkan polisi, khususnya jajaran intelijen dan Densus 88 Antiteror serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk mewaspadai aksi teror menjelang akhir tahun.
"Dari pendataan IPW, simpatisan ormas yang sering melakukan kerumunan massa pernah ada yang terlibat dalam aksi terorisme. Di 2017 jumlah mereka yang ditangkap Polri mencapai 37 orang dari berbagai daerah. Beberapa di antaranya sempat ditahan di Nusa Kambangan, Gunung Sindur di Kabupaten Bogor dan lapas lainnya," ujar Neta Pane, Selasa (24/11).
Ia mengatakan para simpatisan ormas yang pernah ditahan pada 2017 itu kini telah bebas dan tidak terlacak keberadaannya.
Neta khawatir para mantan napi tersebut kembali bermanuver melakukan aksi teror memanfaatkan meluasnya aksi kerumunan massa dan gerakan intoleransi belakangan ini.
Dia menyebut, narapidana terorisme yang tersebar di sejumlah lembaga pemasyarakatan berjumlah lebih dari 500 orang.
Mereka yang telah dinyatakan bebas memperoleh binaan dari pemerintah melalui program deradikalisasi.
Namun Pane mengingatkan bahwa terdapat pula mantan napi yang saat ini tidak terlacak keberadaannya dan berpotensi melakukan aksi teror.