Ngeri, Bromo Masih Erupsi tapi Pengunjung Makin tak Terkendali
GUNUNG Bromo hingga Rabu (20/7) pagi masih erupsi. Namun, mendekati puncak perayaan Yadnya Kasodo, keramaian pengunjung di zona bahaya kian tak terkendali. Keadaan ini, sangat membahayakan keselamatan pengunjung.
Masih tingginya aktivitas erupsi Gunung Bromo dengan radius aman satu kilometer, tidak membuat obyek wisata di sekitar lautan pasir sepi. Hal ini justru membuat pengunjung kian membludak.
Parahnya, wisatawan dan pelaku wisata nampak memadati puncak kawah, kaki Gunung Bromo, pura agung luhur poten, hingga sejumlah area lain di lautan pasir.
“Padahal, zona tersebut kami tetapkan sebagai jarak aman bagi pengunjung. Yakni satu kilometer dari puncak kawah,” kata Kepala Pos Pantau Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Ahmad Subhan, Rabu (20/7).
Radius satu kilometer ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana dan sangat membahayakan. Pengunjung maupun warga pelaku wisata, sangat rentan terhadap lontaran lava pijar dan hembusan lava erupsi bromo.
Sebab, hingga kemarin pagi, material vulkanis pekat terus membumbung tinggi dari kawah. Ketinggiannya, mencapai 1.000 meter dari pusat kawah, mengarah ke barat daya. Semburan tersebut disertai dengan gemuruh keras dari aktivitas dapur magma Bromo.
Pun demikian, masih ada wisatawan yang mementingkan keselamatan jiwanya. Fatkin, mengatakan kepada Memorandum, ia lebih menikmati eksotika Bromo dari kejauhan. “Memang tidak ada larangan dari pengelola ataupun pemandu wisata. Tapi melihat semburan asapnya, saya takut,” ujarnya.
Terkait pembiaran ini, pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), membantah sengaja membiarkan pengunjung masuk zona bahaya untuk mendongkrak pendapatan tiket masuk.