Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ngeri-Ngeri Sedap, dari Grup BBM Jadi Judul Buku Bamsoet

Minggu, 10 September 2017 – 18:18 WIB
Ngeri-Ngeri Sedap, dari Grup BBM Jadi Judul Buku Bamsoet - JPNN.COM
Peluncuran buku Ngeri-Ngeri Sedap karya Bambang Soesatyo di Jakarta, Minggu (10/9). Foto: Elfany Kurniawan/JawaPos.Com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku selalu teringat pada sosok mendiang Sutan Bhatoegana ketika mendengar istilah ngeri-ngeri sedap. Apalagi kini ungkapan yang dipopulerkan Sutan itu menjadi judul buku karya Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo.

Fahri menuturkan, mulanya istilah ‘ngeri-ngeri sedap’ dijadikan nama grup BlackBerry Messenger (BBM). Anggotanya antara lain para politikus beken termasuk Fahri, Bambang Soesatyo, Sutan, serta sejumlah wartawan.

"Grup itu bernama ngeri-ngeri sedap," kata Fahri saat pada launching buku Ngeri-Ngeri Sedap karya Bamsoet -panggilan beken Bambang- di Jakarta Selatan, Minggu (10/9).

Perbincangan dalam grup itu berisi diskusi sekaligus berbagai informasi politik. Di grup itu pula Sutan sering mengirimkan kata-kata petuah yang beken dengan sebutan Tahajud Call. "Terutama untuk membangunkan (untuk) salat tahajud,” tutur Fahri.

Seiring waktu berjalan, BBM tak lagi menjadi favorit. Namun, grup itu tetap bertahan dalam platform layanan pesan WhatsApp.

Lebih lanjut Fahri menuturkan, ngeri-ngeri sedap merupakan istilah yang familier di Medan yang kemudian dinasionalkan. Kata ngeri-ngeri sedap ini juga melambangkan kondisi Indonesia sekarang.

Fahri menjelaskan, dia pernah membaca buku seorang sosiolog Prancis yang mengupas masalah emosi dominan. Menurut dia, di buku itu dikupas tentang ada emosi atau perasaan orang-orang di belahan dunia.

"Kalau di Asia mayoritas emosinya merasa happy. Kalau ditanya emosi orang Indonesia hari ini ya ngeri-ngeri sedap,” tutur Fahri di acara launching buku yang juga dihadiri Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menkumham Yasonna H Laoly dan Jaksa Agung M Prasetyo itu.

Istilah ngeri-ngeri sedap merupakan ungkapan yang familier di Medan yang kemudian dinasionalkan. Istilah itu juga mencerminkan kondisi Indonesia saat ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News