Nggak ke Ancol, Tak ke Bali, Ini Calon Ideal Ketum Golkar?
jpnn.com - JAKARTA - Sosok calon Ketua Umum Partai Golkar bermunculan jelang Musyawarah Nasional, April nanti. Pengamat komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing, mengatakan, saat pilkada serentak beberapa waktu lalu, banyak kader PG yang tak dicalonkan partainya kemudian menang setelah dicalonkan partai lain.
Bahkan, kata dia, di tingkat pusat Jusuf Kalla yang tidak didukung PG jadi calon wakil presiden pun akhirnya kini menjabat RI 2.
Selain itu, kata Emrus, banyak calon-calon lain yang dicap tidak bisa menang akhirnya sukses memenangkan pertarungan. Lalu, apakah itu bisa terjadi untuk pemilihan Ketum PG?
Emrus menegaskan, hal itu bisa saja terjadi. Menurut dia, akan lebih baik kalau Ketum PG adalah dari sosok yang bukan terlibat faksi Ancol atau Bali maupun yang terlibat langsung dalam konflik internal PG selama 1,5 tahun terakhir ini. “Menurut pengamanatan saya, bisa saja dipikirkan Mahyudin,” kata Emrus, Minggu (28/2)
Mahyudin saat ini merupakan Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Golkar. Namun demikian, kata Emrus, selain Mahyudin banyak juga tokoh-tokoh lain yang tidak memblok dan terlibat konflik secara langsung bisa dijagokan. Namun, ia tak menyebutkan nama-nama tersebut. “Tokoh lain seperti ini banyak juga,” katanya.
Dia mengatakan, pemimpin yang baik harus bisa memunculkan tokoh baru yang akan menjadi penerus kepemimpinan. Tidak sekedar mampu membawa diri sendiri, tapi bisa dijadikan tokoh internal yang punya nilai lebih baik. “Sosok semacam ini yang harus dilahirkan Munas Golkar,” tegasnya. (boy/jpnn)