Ngobras Mengulik Pertanian Modern di Pulau Borneo
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa terdapat tiga instrumen penggerak perekonomian menuju Indonesia Emas 2045 dari sisi pangan, yakni kaum milenial produktif, sumber daya lahan dan penggunaan teknologi.
Mentan menekankan pentingnya penguatan kelembagaan kaum milenial untuk memperkuat sektor pertanian dengan modernisasi.
“Penguatan kelembagaan dilakukan kaum milenial yang memiliki potensi besar untuk membawa inovasi dalam pertanian, dengan meningkatkan kapasitas, produktivitas, serta kontribusi mereka dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa kelembagaan ekonomi petani tidak hanya menjadi wadah bagi para petani untuk bekerja sama. Namun, juga berfungsi sebagai penggerak inovasi dan transformasi menuju pertanian modern yang berbasis teknologi dan manajemen yang efisien.
Santi mengajak seluruh pihak untuk berperan aktif dalam mendukung penguatan kelembagaan ekonomi petani berbasis pertanian modern.
"Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan petani itu sendiri, saya optimistis bahwa sektor pertanian mampu menjadi sektor yang maju, mandiri, dan modern,” katanya.
Sementara itu, pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Volume 41, Selasa (3/12), menghadirkan narasumber Ketua Unit Usaha Koperasi Barakat Kito Bersama, M. Sugianor.
Dia mengatakan potensi sumber daya alam lokal untuk pertanian terintegrasi, di antaranya peternakan melalui kohe dan urine, perikanan dengan air limbahnya dan pertanian tanaman pangan dengan sekam, jerami. Selain juga hortikultura melalui limbah panen dan perkebunan limbah olahan, yaitu Danau karya dengan Dakar Produk.