Nic Newling, Penderita Bipolar di Australia yang Berhasil Pulih
Kakak Nic, yakni Ben Newling, mengenang: "Ada hari-hari dimana Nic benar-benar tak meninggalkan kamarnya ... dan itu berhari-hari."
Selama empat tahun berikutnya, dokter mendiagnosa Nic dengan depresi, gangguan obsesif kompulsif dan skizofrenia.
Ia memiliki pikiran untuk bunuh diri, menghabiskan waktu di bangsal psikiatris, mengambil berbagai obat-obatan dan bahkan menjalani terapi elektrokonvulsif, sebuah pengobatan yang dilakukan untuk kasus yang paling ekstrim.
Meski demikian, baik terapi atau pil yang diresepkan kepada Nic tak bekerja dengan baik, dan sifat melemahkan dari penyakit ini memaksanya untuk putus sekolah.
Melihat pengalamannya itu, Nic merasa beberapa dokter tak menanyainya pertanyaan yang tepat.
"Dengan dokter spesialis, ada sedikit bias konfirmasi bahwa hal itu bisa terjadi ... ia mengajukan beberapa pertanyaan tertentu dan saya hanya bilang, 'Ya, itu terdengar seperti sesuatu yang saya alami', jadi saya agak berpikir bahwa saya menderita sesuatu yang tidak saya alami," terangnya.
Prof Gordon, yang bertemu Nic ketika ia berusia 15 tahun, sepakat.
"Hal yang mengganggu bahwa siapapun yang mengalami gejala ini bisa mendapatkan diagnosa A ketika menemui satu dokter, dan mendapatkan diagnosa B ketika bertemu dokter lainnya," ujar sang Profesor.