Nilai Kepahlawanan Ratu Kalinyamat Harus Jadi Teladan Anak Bangsa
"Ratu Kalinyamat berhasil menjadi pemimpin terhebat dari Kerajaan Demak dan Jepara, ia menjadi puncak kekuasaan di tengah budaya patriarkhi yang menjadikan laki-laki berkuasa atas perempuan," ujar Chusnul.
Pada kesempatan itu, Wakil Ketua DPRD Jepara, H Pratikno mengajak masyarakat Jepara untuk membumikan semangat kejuangan Ratu Kalinyamat dalam setiap sanubari dan menjadikan pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional Perempuan Perintis Antikolonialisme menjadi gerakan bersama seluruh warga Jepara.
Karena, menurut Pratikno, pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat pada 1549 – 1579, Jepara menjadi bandar terbesar pesisir utara Jawa yang memiliki peran strategis dalam pengembangan perdagangan antar pulau.
Di samping itu, tambahnya, untuk menjaga kedaulatan Jepara, Ratu Kalinyamat juga membangun armada militer yang sangat kuat dan hubungan militer, perdagangan dan budaya. Untuk mendukung ekonomi, perdagangan dan militer Jepara memiliki industri galangan kapal yang besar.
Peran Ratu Kalinyamat dalam syiar Islam dan pengembangan seni ukir juga sangat besar. Pembangunan Masjid Mantingan pada tahun 1559
Masehi menjadi bukti peran besar Ratu Kalinyamat .
Ketua Pusat Studi Ratu Kalinyamat UNISNU Jepara, Murniati, S.Sos.I, M.S.I menilai Ratu Kalinyamat adalah sosok muslimah keturunan para bangsawan kerajaan Islam Jawa di Demak dan merupakan cucu dari Raden Patah pendiri kerajaan Demak.
"Jika kita menelusur gerakan perempuan di Indonesia, Ratu Kalinyamat adalah sosok perempuan Jawa yang mempunyai jiwa nasionalisme sangat kuat," ujar Murniati.
Bila bicara gerakan perempuan oleh para tokoh gerakan perempuan kontemporer, jelas Murniati, tentu akan tampak kesadaran terhadap gender equal dan equal leadership sudah dipraktekkan oleh sosok Ratu Kalinyamat jauh sebelum istilah tersebut selalu menjadi “kata kunci” para pegiat gerakan perempuan.