Nilai Tukar Rupiah Amburadul, tetapi BI Tetap Optimistis, Alasannya?
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terus flutuatif pada pekan lalu, bahkan hingga Jumat (30/9) mata uang Garuda berada pada posisi rentang Rp 15.240-Rp 15.300 per USD.
Kendati demikian, Bank Indonesia (BI) optimistis nilai tukar Rupiah ke depan bisa lebih stabil di tengah tekanan dari eksternal yang relatif tinggi.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Wahyu Agung Nugroho mengatakan saat ini rupiah tertekan karena ketidakpastian pasar keuangan global.
Namun, depresiasi Rupiah dinilai relatif lebih aman dibandingkan negara berkembang lain.
Sebab, BI terus melakukan intervensi di spot market ataupun Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) dan juga kinerja ekspor dinilai masih kuat.
"Ke depan, kami meyakini dengan kebijakan intervensi valas dan intervensi DNDF serta kebijakan pre-emptive dan didukung kenaikan suku bunga BI-7 Days Reverse Repo Rate kemarin, insyaallah ke depan rupiah akan lebih stabil lagi," ujar Wahyu dalam diskusi dengan awak media di Bali, Sabtu (2/10).
Wahyu membeberkan nilai tukar rupiah pada 30 September 2022 terdepresiasi 2,24 persen (ptp) dibandingkan dengan akhir Agustus 2022 dan terdepresiasi 6,4 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021.
Dia menyebutkan depresiasi rupiah itu relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 8,65 persen, Malaysia 10,16 persen, dan Thailand 11,36 persen.