Nilai USBN Jeblok di Wilayah Pegunungan
jpnn.com, MADIUN - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun, Jatim, tidak lantas berpuas diri meski nilai rata-rata USBN (ujian sekolah berstandar nasional) tahun ini melejit.
Organisasi perangkat daerah (OPD) tersebut menyiapkan punishment bagi satuan pendidikan yang nilainya rendah. ‘’Hukuman ini untuk memacu para kepala sekolah dan guru agar lebih kreatif,’’ kata Kepala Dindik Sodik Hery Purnomo, seperti diberitakan Radar Madiun (Jawa Pos Group).
Lalu, apa punishment yang sudah disiapkan itu? Salah satunya yakni menyiapkan media pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga tidak membosankan. ‘’Jika para peserta didik menerima pembelajaran dengan senang hati, hasilnya pasti positif,’’ ujarnya.
Sodik menyebut, satuan pendidikan dengan nilai rata-rata rendah itu kebanyakan berada di wilayah pegunungan seperti SDN Batok 5 dan SDN Tawangrejo 3, Gemarang. Dari ketiga mata pelajaran (mapel) yang diujikan, nilai rata-ratanya di kisaran 50-an.
Namun, bukan berarti sekolah di wilayah dekat perkotaan nilainya memuaskan. SDN Klumpit, Sawahan, misalnya. Nilai rata-ratanya juga 50-an dan berada di urutan 415 dari 417 SD di Kabupaten Madiun. ‘’Kondisi geografis memang memengaruhi, tapi tidak jadi patokan,’’ tuturnya.
Jebloknya nilai USBN siswa berada di wilayah pegunungan itu, kata Sodik, bakal menjadi bahan evaluasi dengan para gugus. Pun mencerminkan belum meratanya kualitas pendidikan. ‘’Semua yang kurang akan kami evaluasi supaya tidak terjadi lagi tahun depan,’’ tegasnya.
Sedangkan satuan pendidikan yang mendapatkan rata-rata nilai tinggi, lanjut dia, bakal mendapatkan reward. Ada 10 SD yang bakal dihadiahi seperangkat komputer. ‘’Supaya sekolah lain terpacu untuk lebih baik. Tapi, bukan semata-mata untuk mendapatkan hadiah,’’ kata Sodik.
Dia menambahkan, satuan pendidikan yang mendapatkan nilai tinggi masih didominasi SD di wilayah perkotaan Mejayan, Balerejo, dan Jiwan.