Nizar: Serangan Jokowi Bukti Kepanikan dan Tanda Kekalahan
jpnn.com, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo terkesan melancarkan serangan kepada rivalnya, capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Jokowi seakan pengin menepis semua tudingan yang diarahkan kepadanya, seperti soal Indonesia bubar, punah, hoaks kasus Ratna Sarumpaet, termasuk menyinggung soal konsultan asing.
Namun, Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno atau BPN Prabowo - Sandi, menilai serangan itu merupakan bentuk kepanikan sang petahana.
Juru Kampanye BPN Prabowo - Sandi, Nizar Zahro mengatakan tidak kaget atas sikap agresif dan reaktif Jokowi. "Tanda-tanda panik sudah ada di depan mata. Jadi saya tidak kaget," kata Nizar menjawab JPNN, Selasa (5/2).
(Baca yang ini juga dong: Honorer K2: Kami Tidak Benci Jokowi tapi Muak dengan Janjinya)
Nizar menilai hal ini disebabkan elektabilitas pasangan Prabowo - Sandi, terus mengalami kenaikan. Nizar mengatakan bahwa rumus untuk aman bagi petahana seharusnya di atas 70 persen. "Baru error-nya turun ke 60 atau 50 pada hari H," katanya.
Menurut Nizar, karena sekarang ini petahana hanya di angka 50 persen, dan bisa jeblok pada hari H, maka satu-satunya jalan adalah menyerang musuh. "Saya sadari itu," tegasnya.
Ketua DPP Partai Gerindra itu tetap berharap semua harus lebih memikirkan internalnya daripada memikirkan eksternal termasuk soal konsultan. "Apa urusannya dengan Pak Jokowi? Utamakan stabilitas politiklah," kata Nizar.
Dia juga mengingatkan sudah jelas dalam kasus Ratna Sarumpaet, pihaknyalah bagian dari korban. Namun, dia heran hal itu masih saja dijadikan bahan gorengan. "Tidak tanggung-tanggung capresnya yang ngomong, jadi kasihan kadang," pungkasnya. (boy/jpnn)