Novel: Tahun 1965 Komunis Bantai 6 Jenderal, Sekarang Giliran 6 Laskar FPI
jpnn.com, JAKARTA - Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin menyebut ada keterkaitan antara peristiwa pembantaian yang dilakukan PKI pada 1965 dan insiden kematian enam laskar FPI pada akhir 2020 lalu.
Menurut Novel, tindakan pembunuhan terhadap enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) mirip dengan kejadian pembantaian PKI puluhan tahun silam.
“Demi kepentingan politik maka nyawa tidak ada harganya, hanya komunis yang seperti itu. Tahun 1965, enam jenderal dibantai dan sekarang enam laskar dibantai,” kata Novel kepada JPNN, Jumat (23/7).
Novel kembali mengaitkan tindakan PKI dengan apa yang dilakukan pemerintah saat ini. Pada 1965, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Masyumi dibubarkan.
“Sama dengan 2021, FPI dibubarkan oleh pemerintah. Lalu tahun 1965 Buya Hamka ditahan dan asetnya disita, sekarang Habib Rizieq Shihab ditahan dan aset FPI disita hingga rekening dibekukan,” kata Novel.
Diketahui bahwa enam laskar FPI meninggal dunia dalam upaya pengintaian yang dilakukan Pold Metro Jaya terhadap Habib Rizieq Shihab.
Dari insiden itu, Bareskrim Polri telah menetapkan tiga anggota Polda Metro Jaya sebagai tersangka. Namun, satu orang telah meninggal dunia dan tersisa dua orang.
Dua tersangka yang masih hidup yakni FR dan MYO. Untuk tersangka yang meninggal dunia berinsial EPZ, sehingga berkasnya dihentikan sesuai dengan Pasal 109 KUHAP.