Nur Fadli, Dengan Kerja Keras Bangun 10 Sekolah di Lereng Argopuro
Dari sanalah semua berawal. Dia membangun satu sekolah, lalu berkembang menjadi sepuluh. "Semuanya dibangun di bawah gunung," ungkap dia.
Fadli tidak mengelak jika awalnya sekolah-sekolah itu dibilang didirikan secara ilegal. Artinya, tidak ada akreditasi maupun ijazahnya tidak diakui.
Namun, baginya show must go on. Dia nekat untuk tetap memberikan pendidikan layak bagi anak-anak di kawasan terpencil. Dan bagi yang tidak punya uang, mereka diperkenankan masuk sekolah secara gratis!
Mengelola sekolah juga tak ubahnya mengurus perusahaan. Fadli harus memikirkan bagaimana gaji guru, merawat bangunan, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan penunjang lainnya.
Maka kemudian Fadli mendapat ujian berlipat. Tetapi, dia tidak pernah kehabisan akal. Kedekatannya dengan pejabat-pejabat di lingkungan Pemkab Jember dimanfaatkan. "Kadang saya nyuci mobil, terus dikasih uang," beber Fadli tanpa rasa sungkan.
Selain dikenal pandai mengajar, Fadli piawai beternak. Maka, ketika ada sekolah yang butuh biaya, dia tetap punya akal. Seekor kambing dibawanya ke desa tempat sekolah itu berdiri. Kambing itu kemudian ditawarkan ke warga sebisa mereka membayarnya. Uang penjualan itulah yang kemudian dipakai untuk memutar kas sekolah.
Fadli juga menyadari satu keunggulan yang dimilikinya, yaitu bicara. Hanya dari keberaniannya berbicara dengan orang yang punya kedudukan, dia bisa menghidupi kesepuluh sekolah.
Setiap hari Fadli menunggang motor trail untuk bisa mencapai semua sekolah tersebut. Motor itu pun bisa dibilang istimewa. "Ini pemberian istri saya ketika dia lolos sertifikasi guru," ucapnya penuh bangga.