Nurohim, Mantan TKI yang Celaka di Malaysia dan Apes di Kampung Halaman
Penyalur Bangkrut, Tak Bisa Tuntut Klaim AsuransiKamis, 23 Juni 2011 – 08:08 WIB
Saat itu dia baru teringat untuk mempertanyakan asuransi kerja kepada perusahaan yang mengirimnya ke negeri tersebut. Betapa terkejutnya dia ketika mengetahui perusahaan yang memberangkatkannya pada Januari 2007 itu sudah tidak dijumpai lagi. Penyebabnya, perusahaan itu sudah bangkrut. Dia pun tidak menemukan surat asuransi dalam dokumen surat-suratnya.
Beruntung, perusahaan tempatnya bekerja masih mau mempekerjakan dia. Namun, dia harus pindah menjadi kasir di bagian penjualan hingga masa kontraknya selesai. Perusahaan juga membuatkan tangan palsu yang tidak berfungsi apa pun selain estetika. "Tapi, setelah kontrak habis, saya memilih pulang Desember 2008," kata Nurohim.
Beruntung, anak pasangan Suwarno, 46 dan Tuminem, 43, tersebut mendapatkan santunan dari kesultanan di wilayah itu 20.000 ringgit atau sekitar Rp 60 juta ketika itu. Uang tersebut serta gajinya selama bekerja, sekitar Rp 6 juta, dijadikan modal berbagai usaha setelah tiba di kampung halamannya.