Obama Dukung Palestina, Netanyahu Kecewa
Sabtu, 21 Mei 2011 – 11:19 WIB
"Kami rasa, penetapan garis batas Israel dan Palestina harus mengacu pada kesepakatan 1967 dan beberapa kesepakatan tambahan soal wilayah-wilayah yang disengketakan. Dengan demikian, garis batas permanen dua negara bisa ditetapkan," lanjut presiden ke-44 AS tersebut. Meski pidatonya terkesan pro-Palestina, Obama juga kembali menegaskan komitmen AS terhadap Israel. Terutama terkait keamanan.
Sebagai utusan damai Israel-Palestina, mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair menyambut baik pidato Obama tersebut. "Intinya, Palestina harus benar-benar yakin bahwa negara yang akan mereka deklarasikan itu memiliki wilayah yang sah," katanya, setelah Obama menuntaskan pidatonya. Di sisi lain, menurut Blair, Israel punya hak penuh untuk membela kepentingan mereka.
Senada dengan Blair, media Palestina pun mengapresiasi ketegasan Obama soal dukungan AS terhadap berdirinya negara berdaulat di bawah pemerintahan persatuan Hamas dan Gerakan Fatah. Tapi, Palestina juga kecewa karena Obama sama sekali tidak menyinggung soal perundingan damai dua negara yang sampai sekarang jalan di tempat. Bahkan, Israel pun tetap nekat membangun permukiman Yahudi di Palestina.