Obat Kolesterol Bisa Bikin Lemas
jpnn.com - SURABAYA – Obat-obatan penurun kolesterol memang kerap punya efek samping. Misalnya, otot jadi lemas dan sulit bergerak. Hal itu dialami pengemudi mobil yang menewaskan bocah 3 tahun di T2 Bandara Internasional Juanda pada Selasa lalu (13/5).
Hermina Novida SpPD, spesialis penyakit dalam divisi endokrinologi metabolik diabetes RSUD dr Soetomo, membenarkan hal tersebut. Menurut dia, obat golongan statin paling sering digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Tapi, efek sampingnya adalah pelemahan otot pada penderita.
Tapi, itu tak berlaku mutlak. Biasanya hanya terjadi pada kasus tertentu. Misalnya, pemakaian obat dengan dosis tinggi atau bersamaan dengan obat penurun lemak lain. Efek itu juga terjadi kalau pasien punya riwayat penyakit ginjal sebelumnya.
Secara detail, menurut Hermina, ada beberapa efek lain yang timbul saat mereguk obat penurun lemak tersebut. ’’Yang paling sering, pasien mengalami mialgia dan muscle cramps,’’ jelasnya. Mialgia merupakan nyeri otot yang paling umum diderita siapa saja, sedangkan muscle cramps akrab disebut kram otot.
Pada kondisi tertentu, bila kerusakan otot semakin parah, pasien dapat mengalami efek samping tahap lanjut. Yakni, myositis atau nyeri yang disertai inflamasi (peradangan) pada sendi dan otot. Pada otot yang meradang, akan terjadi peningkatan enzim keratin kinase di dalamnya. ’’Kenaikan enzim ini menandakan terjadinya kerusakan otot,’’ ungkapnya.
Bila kondisi tersebut semakin parah serta terjadi pemecahan otot, pasien akan menderita rhabdomyolysis atau kondisi yang mengakibatkan cedera otot, baik secara langsung maupun tidak. ’’Otot yang rusak mengakibatkan rasa nyeri dan kekakuan,’’ tuturnya.
Bila efek tersebut muncul, bagian tubuh yang paling sering terpapar dampaknya adalah otot pada anggota gerak. Misalnya, tangan dan kaki, pinggang, serta lengan. Karena itu, bila tiba-tiba susah bergerak, sangat mungkin pengguna obat kolesterol mendadak lemas saat sedang beraktivitas.
Hal serupa disampaikan dosen farmasi FK Unair Suharyono. Menurut dia, obat antihiperkolesterol seperti golongan statin dan turunannya, selain berefek sampingrhabdomyolysis,berdampak hepatotoksik atau merusak jaringan hati.