Ogah Bantu Saudi Bantai Rakyat Yaman, Amerika Bakal Cabut Status Teroris Houthi
jpnn.com, WASHINGTON DC - Amerika Serikat berniat mencabut status teroris milisi Houthi Yaman sebagai tanggapan atas krisis kemanusiaan negara itu. Rencana ini merupakan tindak lanjut atas keputusan Presiden Joe Biden menghentikan dukungan kepada koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang memerangi Houthi di Yaman.
Perang Saudara di Yaman secara luas dipandang sebagai konflik proksi antara Arab Saudi dan Iran. Koalisi negara-negara Arab pimpinan Saudi mendukung kubu pemerintah yang kini dipimpin Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi. Sedangkan kelompok Houthi disokong Iran.
Pencabutan cap teroris itu, yang dikonfirmasi oleh seorang pejabat Departemen Luar Negeri, dilakukan sehari setelah Presiden Joe Biden mengumumkan penghentian dukungan AS untuk kampanye militer yang dipimpin Arab Saudi di Yaman.
"Tindakan kami sepenuhnya karena konsekuensi kemanusiaan dari penyebutan teroris pada menit-menit terakhir dari pemerintahan sebelumnya. PBB dan organisasi kemanusiaan menjelaskan bahwa kampanye militer akan mempercepat krisis kemanusiaan terburuk di dunia," kata pejabat itu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menggambarkan Yaman sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia, dengan 80 persen rakyatnya membutuhkan bantuan.
Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memasukkan Houthi ke daftar hitam pada 19 Januari, sehari sebelum Biden menjabat.
Pemerintahan Trump mengecualikan kelompok bantuan, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Palang Merah, dan ekspor komoditas pertanian, obat-obatan, dan perangkat medis dari ketentuan yang terkait dengan Houthi tersebut. Tetapi, kalangan pejabat dan kelompok bantuan PBB mengatakan pengecualian ketentuan itu tidak cukup dan mereka menyerukan agar keputusan yang memasukkan Houthi ke daftar hitam dicabut.
Pejabat Departemen Luar Negeri menekankan bahwa tindakan itu tidak mencerminkan pandangan AS tentang Houthi dan "perilaku tercela" mereka.