Oknum Polisi Mabuk Tembak Anggota TNI, Bang Reza Menyoroti Beberapa Hal Penting
Peraih gelar MCrim (Forpsych, master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne ini kemudian menyampaikan analisis mengenai kejadian tersebut.
"Adakah korban yang sesungguhnya sebatas akan dianiaya namun penganiayaan itu mengakibatkan korban meninggal dunia? Jika bisa disisir seperti itu, pasalnya akan berbeda. Bukan 338," sambung Reza.
Namun, dia mengaku belum mengetahui persis bagaimana peristiwa itu terjadi. Terutama tentang deskripsi tempat kejadian di perkara atau TKP. termasuk interaksi korban dan pelaku.
"Saya sendiri belum tahu bagaimana deskripsi situasi di TKP, kondisi pelaku, dan interaksinya dengan para korban. Kalau pelaku mabuk, bagaimana niatan untuk membunuh korban bisa dijelaskan," jelas pakar asal Rengat, Indragiri Hulu, Riau ini.
Baca Juga: Bripka CS Tembak Mati Anggota TNI-Karyawan Kafe, Kapolri Langsung Keluarkan Telegram, Nih Isinya
Reza juga mencoba menganalisis penjelasan polisi bahwa kejadian penembakan oleh Bripka CS diwarnai dengan cekcok mulut.
"Kalau benar ada cekcok mulut, cekcoknya seperti apa. Cekcok yang memantik heat of passion, lalu terjadi penembakan, belum tentu bisa disebut sebagai pembunuhan (murder). Bahkan betapa pun korban tewas," tutur Bang Reza.
Karena itu, kata dia, menjadi penting untuk mengetahui gambaran situasinya ketika penembakan itu terjadi. Terutama soal interaksi korban dengan pelaku oknum polisi mabuk tersebut.