Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (6-Habis)
Disebut Amerikanya Papua, SIM Keluaran Freeport SendiriSabtu, 14 Februari 2009 – 06:28 WIB
Agak lewat jam makan siang, kami kembali ke Tembagapura. Makan siang di Restoran Lupalelah, lantas turun ke Institut Pertambangan Nemangkawi. Sebuah pusat pelatihan yang diperuntukan bagi putra-putri tujuh suku asli di Mimika. Sesuai namanya, lembaga pendidikan yang kini dikepalai Agus Winarko itu bertugas menyiapkan tenaga-tenaga terampil yang siap untuk dipekerjakan di semua departemen di Timika. Tak terkecuali pengemudi kendaraan-kendaraan raksasa pengangkut hasil tambang. Dan, kini sudah ada beberapa wanita pengemudi truk-truk raksasa yang dihasilkan lembaga itu.
Hebatnya lembaga milik Freeport itu, semua siswa dibayar sejak hari pertama masuk sekolah. Seleksi di situ tidak berdasar ijazah, tapi kemauan belajar. Karena itu, ada beberapa siswa di situ yang saat masuk belum bisa membaca, apalagi menulis. Tetapi, yang sarjana lulusan IPB Bogor pun ada.
Pola pengajaran di situ tidak hanya sebatas teori, tetapi lebih banyak praktik. Kecuali untuk mengemudikan haul truck. Mereka menggunakan simulator yang computerized sehingga bisa memberikan sensasi dan pengalaman yang sama dengan saat mengemudikan kendaraan yang sebenarnya. (Habis)