Olga Lydia: Jangan Malu Berguru ke Negara Lain
jpnn.com - BERPENGALAMAN memproduseri beberapa film besar belum cukup menjadi modal Olga Lydia untuk membuat film anak. Dia masih belum percaya diri membuat film dengan pangsa pasar anak di bawah usia SMP.
Produser Sang Pemimpi (2009) itu mengatakan, genre anak-anak memang masih sulit ditemui di Indonesia. Para produser masih belum mengarahkan ide-idenya untuk film-film yang ceritanya tepat buat anak-anak. Menurut dia, membuat skrip film anak memang lebih sulit daripada membuat untuk dewasa.
"Saya pencinta film-film Pixar. Salah satunya Up yang menceritakan kehilangan. Temanya berat. Tapi, mereka bisa menjelaskan film itu agar jadi lebih mudah dimengerti anak-anak. Itu sulit," katanya.
Pemain film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita (2010) itu mengatakan, dirinya saat kecil senang sekali bisa menonton film anak. Tapi, dia prihatin saat melihat tontonan anak zaman sekarang. Dia tak habis pikir dengan sinetron yang menceritakan kehidupan remaja sekarang. Menurut dia, terlalu banyak cerita anak usia SMP bahkan SD yang sudah berpacaran.
Olga berharap perfilman di Indonesia bisa semaju Amerika Serikat, Prancis, India, dan Korea Selatan. Dengan adanya sumber daya manusia yang berpotensi dan dukungan dari pemerintah, dia mengatakan, Indonesia seharusnya bisa lebih maju. Maka itu, para pelaku film harus terus belajar dan tidak malu-malu berguru dari negara lain.
"Bagaimana membuat poster dan teaser yang menarik itu sekarang bisa dibawa ke science. Ada ilmunya. Jadi, jangan anggap sepele seperti itu. Saya berharap dengan adanya kelas-kelas film sebentar lagi ini bisa membuat kualitas film Indonesia meningkat," ujarnya.(yas/c10/sof)