Omicron Mengancam, Australia Tak Mau Menyengsarakan Rakyat dengan Lockdown
jpnn.com, CANBERRA - Australia harus bergerak melewati “tangan berat pemerintah” dan pihak berwenang harus berhenti mematikan kehidupan orang-orang dengan penguncian atau lockdown, kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Selasa.
Pernyataan itu menyusul kasus infeksi COVID-19 harian di negara itu yang melonjak ke level tertinggi pandemi baru.
Kasus COVID-19 sudah memecahkan rekor dalam beberapa hari belakangan, lonjakan itu dipicu varian Omicron yang lebih menular. Namun, Morrison bersikeras bahwa membatasi penyebaran virus itu menjadi tanggung jawab pribadi.
“Kita harus bergerak melewati aturan pemerintah yang memberatkan dan kita sudah seharusnya memperlakukan orang-orang Australia seperti orang dewasa,” kata Morrison kepada wartawan.
Dia juga mendesak pihak berwenang untuk beralih dari “budaya perintah” dalam hal masker dan aturan jaga jarak sosial.
“Kami tidak akan kembali ke penguncian. Kami akan bergerak maju untuk hidup berdampingan dengan virus ini dengan akal sehat dan tanggung jawab,” katanya.
Mengalihkan penguncian dan aturan jaga jarak sosial yang ketat sudah membantu Australia untuk menjaga jumlah kasus COVID-19 relatif rendah dengan total sekitar 260.000 kasus dan 1.245 kematian.
Namun, sebagian besar negara bagian sudah dibuka selama lebih dari beberapa minggu yang lalu setelah tingkat penyuntikan vaksin yang tinggi kendati adanya ancaman varian Omicron. Pihak berwenang saat ini akan menggenjot pengadaan suntikan booster.