Onde Mande...Juara Asia Itu Kini Kumpulkan Recehan di Tepi Jalan
jpnn.com, PADANG - Demi menyambung hidupnya, Sandra Diana Sari rela mengumpulkan recehan di jalanan Kota Padang, Sumatera Barat. Sandra, lifter (atlet angkat besi) juara Asia di ajang Asian Powerlift Champions 2017 di Bandung itu kini terlilit kesulitan ekonomi.
Zulkarnaini, Padang
Sandra termasuk satu di antara sekian banyak atlet di Indonesia yang bernasib kurang beruntung. Kesulitan ekonomi membuat dia harus bekerja keras menafkahi keluarganya.
Dara kelahiran Payakumbuh, 4 Mei 1995, itu setiap hari juga harus berlatih sebagai atlet angkat berat di Family Barbell Club (FBC) di Kelurahan Matoaia, Kecamatan Padang Selatan. ”Buat apa harus malu turun ke jalan. Yang penting, uangnya halal,” ujarnya kepada Padang Ekspres di gedung DPRD Sumbar Jumat (12/5) lalu.
Untuk menafkahi keluarganya, anak ketiga di antara lima bersaudara itu membanting tulang dengan bekerja sebagai pelayan di warung nasi milik Ujang di Padang Teather, Pasar Raya Padang. Upahnya Rp 75 ribu per hari. Uang tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ibunya, Suarni, hanya menjadi ibu rumah tangga. Ayahnya, Amir Sampuraga, meninggal dunia lima tahun lalu.
Saat ini Sandra juga harus menyekolahkan adik bungsunya yang kelas III SD. Sedangkan adiknya yang nomor empat hanya mengecap pendidikan SLTP lantaran tak memiliki biaya melanjutkan ke SLTA. Dua kakaknya hingga kini belum bisa membantu keluarga.
Sehari-hari, peraih empat emas di Porprov XIII Dharmasraya itu tinggal di rumah kontrakan yang sangat sederhana. Sebulan dia harus membayar Rp 600 ribu. Rumah sempit semipermanen berukuran 5 x 4 meter itu terletak di Parak Gadang, Kecamatan Padang Timur.
Hanya ada satu kamar tidur yang disekat dengan tripleks, bersebelahan dengan ruang lepas. Di kamar berukuran 2 x 2 meter itulah Sandra memulai aktivitas sebagai pelayan warung nasi emperan.