Operasi Darat Perlu Bagi Parpol dan Elitenya di Era Digital
Akademisi dari Universitas Al-Azhar Indonesia itu juga mengungkap strategi darat bertumpu pada cara-cara konvensional seperti silaturahmi, kunjungan, mendatangi tokoh-tokoh masyarakat, membuat baliho ataupun spanduk.
Sedangkan cara udara bertumpu pada upaya kreatif di media sosial untuk bisa melakukan sosialisasi atau kampanye terkait prestasi atau keberhasilan seorang calon.
"Kedua strategi ini diharapkan secara bersamaan, beriringan untuk bisa menopang satu sama lain," tegasnya.
Menurut dia, pemilih pada Pemilu 2024 adalah kombinasi antara pemilih lama dan muda, bahkan lebih banyak pemilih muda.
Oleh karena itu, dia menyarankan menyasar pemilih lama bisa digunakan cara darat, sedangkan untuk menjangkau anak-anak muda milenial menggunakan media sosial. Lalu menjangkau pedesaan menggunakan sepanduk, baliho dan sebagainya.
"Jadi, saya melihat mereka menggunakan dua-duanya. Karena saling melengkapi, baik darat maupun laut," ungkapnya.
Ujang menambahkan kedua metode juga punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Metode pengenalan udara, mempunyai kelebihan seperti lebih berbiaya murah dan mudah menjangkau milenial.
Kekurangannya tidak semua segmen terkena, karena pemilih konvensional tidak terjangkau media sosial. Sedangkan metode darat, maka akan sangat menghabiskan banyak energi dan logistik. Keuntungannya, publik dan masyarakat bisa lebih mengenal calon.