Oposisi Rebut Kota di Timur Libya
Enam Tewas di Yaman, Polisi Bahrain Tembaki Demonstran dekat RSSabtu, 19 Februari 2011 – 08:49 WIB
Khotbah salat Jumat yang disiarkan stasiun televisi pemerintah kemarin juga mendesak masyarakat agar mengabaikan berita yang muncul di sejumlah media asing. "Berita-berita (di media asing) tersebut sama sekali tidak menginginkan damai di negeri kita. Itu tujuan Zionisme dan imperialisme untuk memecah-belah negeri kita," bunyi khotbah tersebut. Para lawan politik Kadhafi menggunakan jejaring sosial Facebook dan Twitter untuk menyerukan aksi unjuk rasa baru selesai salat Jumat kemarin.
Kendati unjuk rasa anti-pemerintah di Libya terus meluas, para pengamat menilai situasi di negara itu berbeda dengan Mesir. Kadhafi dinilai masih punya banyak uang dari sumber minyak kekayaan Libya untuk mengatasi problem sosial di negaranya. Selain itu, Kadhafi dihormati di sebagian besar wilayah negerinya. Kendati begitu, dukungan atas dirinya agak lemah di kawasan Cyrenaica, sekitar Benghazi.
"Kami tak yakin akan ada pemberontakan secara nasional," kata Noman Benotman, mantan oposisi Islam Libya yang semula tinggal di Inggris, tetapi kini berada di Tripoli. "Saya kira Libya tidak dapat dibandingkan dengan Mesir atau Tunisia. Kadhafi akan berjuang (meredam demonstrasi) sampai titik terakhir," tegasnya lewat telepon dari Tripoli.