Optimistis Aset Rp 400 Triliun
Rabu, 23 Juni 2010 – 13:45 WIB
Namun untuk penjualan mobil, jelasnya, sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi nasional. ”Jika pertumbuhan ekonominya baik maka itu akan meningkatkan pembiayaan mobil. Dan sebaliknya, pembiayaan sepeda motor akan turun. Sebab, orang akan lebih memilih kendaraan yang lebih nyaman, yaitu mobil,” ungkapnya.
Terkait dengan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) perusahaan pembiayaan Indonesia, kata Wiwie, masih rendah, yaitu di angka 1,8 persen per April 2010. Hingga April 2010, nilai NPL perusahan pembiayaan tercatat sebesar Rp 2,84 triliun. ”Jumlah itu masih rendah melihat dari total pembiayaan yang lancar mencapai Rp 152,58 triliun,” ucapnya. Ia meyakini, imbuhnya, di akhir tahun ini NPL perusahaan pembiayaan nasional sebesar 1,2 persen.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan NPL tersebut adalah dengan mendorong terbentuknya biro kredit yang bernama Sistem Informasi Data (SID). Diharapkan dengan adanya SID yang telah disepakati oleh tiga asosiasi jasa keuangan seperti Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Pernabas), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan APPI akan memudahkan industri pembiayaan mengetahui track record nasabah maupun calon nasabah. (snd)