Orang Ini Sering ke Rumah Pimpinan Khilafatul Muslimin, Kalimatnya Blak-blakan
Pengamat dari Universitas Malikussaleh itu mengatakan, dia tidak pernah melihat adanya indikasi radikalisme dalam kelompok tersebut.
"Selama penelitian yang saya lakukan terhadap kelompok Khilafatul Muslimin itu saya tidak melihat adanya radikalisme," ungkapnya.
"Hubungan mereka dengan NII (Negara Islam Indonesia) adalah hubungan masa lalu karena mereka sudah mengatakan mereka kapok dan bahkan menganggap NII itu sesat. ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) juga mereka anggap sesat," ujarnya.
Al Chaidar menyebut konsep yang dipahami Khilafatul Muslimin adalah khilafah bersifat eufemistik di mana konsep tersebut sebenarnya sudah dimanipulasi dan terdegradasi.
"Menurut mereka (Khilafatul Muslimin) khilafah itu bukan negara dan kekuasaan. Khilafah itu adalah jemaah. Mereka juga beranggapan bahwa melanggar Pancasila adalah berdosa dan bisa masuk neraka," ujarnya.
Dia juga mengakui bahwa masa lalu Abdul Qadir Hasan Baraja memang terlibat dalam aksi terorisme, tetapi sudah berubah dan ingin membuat gerakan yang baru.
"Saya kenal dekat dengan Ustaz Abdul Qadir dan sering ke rumahnya. Di masa lalunya memang dia terlibat dengan teroris dan sekarang sudah jera. Dia merasa bahwa dia perlu membangun sebuah gerakan baru yang tidak menyesatkan," tuturnya.
Menurut Al Chaidar, Khilafatul Muslimin merupakan gerakan fundamentalis dan bukan gerakan radikalis, intoleransi maupun terorisme.