Ortu Harus Tahu Aktivitas Anak di Dunia Maya
jpnn.com - SOLO - Aksi penyerangan petugas kepolisian di Cikokol, Tangerang, Kamis (20/10) pagi dilakukan oleh anak muda yang sudah berbaiat dengan kelompok radikal ISIS melalui dunia maya.
Teror lone wolf (aksi tunggal) terorisme di Indonesia ini merupakan kali ketiga setelah teror Mapolresta Solo dan penyerangan pendeta di sebuah gereja di Medan.
Dari rangkaian peristiwa ini, Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius meminta para orang tua untuk mengawasi aktivitas anak-anak muda di dunia maya.
"Orang tua minimal harus tahu situs-situs apa saja yang sering diakses oleh anak-anaknya, jangan sampai mereka menjadi radikal karena mengakses internet tanpa ada pengawasan," ungkap Suhardi di depan peserta Dialog Sinergisitas Masyarakat Dalam Menangkal Radikalisme di Solo, Jumat (21/10).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa perkembangan internet membuka celah bagi masuk dan berkembangnya paham radikal.
Anak-anak muda yang mengakses informasi-informasi radikal itu berpeluang besar menjadi radikal atau bahkan menjadi pelaku teror, seperti aksi di Tangerang kemarin.
Meski begitu, ia juga menyatakan bahwa internet tidak sepenuhnya buruk. Karena melalui internet pula informasi yang baik dan benar terkait dengan agama dan nasionalisme dapat disebarluaskan ke masyarakat.
“Kami di BNPT juga memiliki divisi yang khusus menangani radikalisme di dunia maya, divisi ini bertugas untuk memberikan kontra narasi terhadap konten-konten radikal yang sangat meresahkan,” terangnya.