OSO Ingin Petani Indonesia Kaya Seperti di Brasil
Selanjutnya, S yang keempat adalah sistem. Dia menegaskan diperlukan sistem yang tepat untuk membuat organisasi lebih baik.
S kelima adalah speed and target. Kecepatan mencapai target harus menjadi fokus. Evaluasi pencapaian target juga harus dilakukan. "Jadi ini diperlukan untuk cepat mencapai target," kata senator asal Kalimantam Barat (Kalbar), itu.
Sementara itu, Ketua Umum HKTI Jenderal (Purn) Moeldoko meminta seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya itu terus berjuang demi menyejahterahkan petani di Indonesia.
"Semua harus menghargai perjuangan Pak Oesman Sapta yang sudah berdarah-darah mengambilalih HKTI. Kalau tidak ada Pak OSO, HKTI tidak ada sekarang ini," ujarnya dalam kesempatan tersebut.
Moeldoko mengingatkan HKTI fokus untuk memberikan kontribusi kepada para petani Indonesia. Terlebih lagi, ujar Moeldoko, di periode kedua pemerintahannya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di seluruh wilayah Indonesia.
"Pak Jokowi sudah menyediakan infrastruktur di Indonesia, tidak hanya di Jawa saja. Nah, periode ke depan agar kualitas SDM baik, maka kebutuhan dasar seperti pangan harus baik juga," katanya.
Moeldoko menegaskan, HKTI saat ini sudah mulai fokus dalam perbaikan taraf hidup petani-petani di Indonesia. HKTI akan mengubah pola pikir petani yang selama ini hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. "Menjadi petani harus bisa menjadi kaya, bukan sekadar memenuhi kebutuhan hidup," kata Moeldoko yang juga kepala kantor staf kepresidenan, itu.
HKTI berusaha mengoptimalkan penggunaan teknologi bagi pertanian. Kemudian, meningkatkan sumber daya manusia dengan memperbanyak pembinaan. HKTI juga mengajak generasi milenial turun dan mau ke sawah, karena petani itu pekerjaan mulia.