OSO: Kesenjangan Pembangunan Usik Nasionalisme
Karenanya, OSO mengingatkan dalam menjalankan politik harus secara konstitusional dan moral.
"Karena harus berpolitik kebangsaan. Kita boleh berbeda dari asal daerahnya, asal fraksinya tapi ketua di MPR tujuannya satu yakni Indonesia yang dicita-citakan," kata OSO.
Menurut OSO, pembangunan zaman dulu yang hanya berpusat di Jawa dan Jakarta menyebabkan kesenjangan luar biasa.
Akibatnya, lanjut OSO, nasionalisme sebagian masyarakat terusik.
Namun, saat ini, pembangunan yang tersentral di Jakarta dan Jawa sudah tidak ada lagi.
Contohnya pembangunan perbatasan di Kalbar yang makin baik.
Di Papua, harga semen dan bahan bakar minyak sudah sangat murah. Harga minyak yang dulu Rp 80 ribu sudah sama seperti di Jakarta, yakni Rp 8 ribu per liter.
"Tugas politik kebangsaan dalam menghilangkan kesenjangan sudah tidak seberat dulu," paparnya. (boy/jpnn)