Otoritas Turki Curiga, Pembawa Bantuan dari RI Tertahan di Bandara
jpnn.com - ISTANBUL - Rombongan bantuan kemanusiaan dari beberapa organisasi di bawah LSM Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) ditahan oleh pihak berwenang Turki di Bandara Internasional Attaturk, Istanbul, Senin (1/6). Rombongan yang juga membawa tiga jurnalis termasuk Jawa Pos itu dipaksa turun dari pesawat saat akan berangkat ke Bandara Hatay untuk mengunjungi dan memberikan bantuan ke camp perbatasan Syria.
Rombongan dipaksa turun karena dicurigai ingin masuk ke Syria untuk bergabung dengan ISIS. Peristiwa tersebut dimulai pukul 15.00 waktu setempat saat rombongan boarding ke pesawat Istanbul-Hatay. Di sana, rombongan kebetulan bertemu dengan salah satu tokoh ulama Syria Abdullah Mustafa Rahhal yang ditemui beberapa hari kemudian.
Namun, saat di sudah berada di kabin, rupanya pesawat tak kunjung lepas landas. Setengah jam kemudian, pihak keamanan kembali membuka pintu dan menurunkan Rahhal dengan putra.
Lima menit kemudian, rombongan pun ikut dipaksa turun ke dalam bus. Di sana, tas, ponsel, dan kamera rombongan pun dilucuti. Saat rombongan mencoba melawan, polisi tanpa seragam yang menggeledah mulai bersikap kasar. Untungnya, salah satu panitia sempat menelepon Konsulat Jenderal RI di Istanbul.
Rombongan lantas digiring ke kantor keamanan bandara dan diinterogasi. Dalam interogasi kepada beberapa orang, Jawa Pos memperoleh informasi bahwa ada pertanyaan mengenai ISIS.
''Saya ditanya pendapat mengenai ISIS. Saya langsung jawab saya benci ISIS. Mereka tambah bingung,'' jelas Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Fahmi Salim.
Pukul 18.30 waktu setempat, Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler KJRI Istanbul Maya Damayanti datang ke kantor keamanan bandara dan mulai berbicara dengan pihak kemanan. Rombongan baru dibebaskan pada 20.30 setelah semua barang dikembalikan ke rombongan.
''Saya harus bilang bahwa pemerintah Turki cukup sensistif soal warga asing yang datang ke perbatasan Turki. Menurut laporan, tadi ada salah satu penumpang yang mendapatkan laporan salah satu rombongan bilang kata sensitif. Karena itulah rombongan ditangkap,'' ujarnya kepada rombongan.(jawapos)